Kamis, 12 November 2015

CARA BUDIDAYA CACING TANAH

Selamat datang di blog sederhana kami. Dalam kesempatan ini kami akan berikan narasi singkat beberapa hal penting bagi para pemula yang ingin memulai budidaya cacing tanah Lumbricus Rubellus.

Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan dalam budidaya cacing.
1. BIBIT CACING
Bibit yang unggul sangat mempengaruhi eksistensi bisnis ini. Banyak para pemula yang tertipu dengan bibit-bibit kategori afkiran. Alhasil perkembangan cacing tidak maksimal panenpun akhirnya gagal.
Ada tiga jenis cacing berdasar urutan harga jual yang bagus, pertama Lumbricus Rubellus, kemudian Tiger Worm, yang terakhir ANC (penjelasan ketiga jenis ini ada di pembahasan postingan sebelumnya). Ketiga jenis tersebut sangat umum menjadi komoditi budidaya. Setiap pemesanan bibit memang pada umumnya barang yang diterima pasti tercampur, namun usahakan pesan ke penjual bibit untuk 80% komoditas terbanyak jenis Lumbricus Rubellus.
Berapa harga bibit per kg? Tentunya itu kembali lagi tergantung kualitas bibit. Namun untuk pasaran umum, bibit dijual kisaran 60rb-80rb/kg. Belum termasuk biaya kirim jika lokasi pemesan luar kota. Berbeda dengan budidaya lainnya, budidaya cacing untuk pembelian bibit hanya perlu dilakukan sekali saja, karena dalam perjalanannya nanti bibit akan tercipta sendiri sebagai hasil pengembangan bibit pertama. Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bibit yaitu, usahakan pemesanan bibit untuk ukuran cacing campur antara yang anakan remaja dan dewasa.
2. MEDIA
Setelah mendapatkan bibit, kita perlu mempersiapkan media untuk rumah cacing. Beberapa media yang bagus dalam budidaya cacing adalah,
a. Chocopet (ampas kelapa)
b. Ampas Aren
c. Limbah boglog jamur
d. Gergajen
e. Gedebog pisang
f. Kotoran hewan
urutan tersebut tidak menandakan sebagai urutan paling bagus atau tidaknya sebuah media karena pada dasarnya media apa saja bisa digunakan asal organik tidak mengandung bahan kimia dan yang terpenting mudah di dapat di lingkungan sekitar kita tinggal.
3. PRASARANA MEDIA
Banyak contoh prasarana media yang digunakan dalam berbudidaya cacing. Ada yang membuat jedingan, rak bambu/kayu, kotak buah, kotak telor dll. Namun jika melihat efisiensi lahan, kami menyarankan buatlah model rak bambu/kayu dengan susunan 4 rak. Namun kembali lagi semua itu hanya contoh sebagai pilihan, selebihnya lahan yang tersedia di lingkungan andalah yang perlu diberdayakan. Prasarana apapun bisa dimanfaatkan, karena yang terpenting adalah medianya nyaman buat cacing.
4. PAKAN
Taukah anda, bahwa cacing adalah hewan pengurai paling handal. Oleh karenanya makanan yang disukai cacing adalah bahan organik yang mampu diuraikannya seperti limbah buah dan sayur, ampas tahu, limbah dapur atau apa saja yang mampu diuraikan boleh menjadi pilihan pakan.
Bagaimana cara pemberian pakan? Pakan dapat diberikan langsung atau dilakukan langkah fermentasi terlebih dahulu selama 2 hari. Jika tekstur pakan sudah lunak, tidaklah perlu difermentasi namun jika pakan terlalu keras, buatlah lunak dengan cara di giling atau difermentasi. Pemberian pakan idealnya dilakukan rutin 2 atau 3 hari sekali. Banyak tidaknya dalam pemberian pakan tidak berpengaruh terhadap perkembangan cacing.
5. PERAWATAN
Banyak kegagalan dari sebagian besar peternak cacing adalah ketidak sabaran dalam melakukan perawatan. Meskipun terdengar ringan dalam perawatan cacing, namun hal ini menjadi penting karena sangat berpengaruh terhadap perkembangbiakan cacing.
a. Menjaga kelembaban media.
Sebagus apapun media, jika kondisi media terlalu kering/basah, ini dapat mengganggu kenyamanan cacing. Usahakan monitoring kelembaban pada saat kasih pakan. Jika terlalu kering lakukan penyemprotan dan jika terlalu becek, media cukup dibalik saja.
b. Menjaga ketersediaan pakan.
Jangan biarkan cacing anda kelaparan, monitoring jika pemberian pakan 3 hari sekali dianggap kurang, kerjakan menjadi 2 hari sekali.
c. Hidarkan dari hama.
Ada dua jenis hama yang perlu kita jaga, yaitu hama sebagai kompetitor dan berbagi media dan hama sebagai pedator. Untuk hama pengganggu memang tidak berpengaruh terhadap kuantitas cacing, namun dapat menghambat perkembangbiakan cacing, karena hama ini berebut untuk pakan dan berbagi tempat dimedia untuk habitatnya masing-masing. Sementara untuk hama predator seperti unggas, tikus, katak, kadal. Hama predator berbahaya untuk kelangsungan budidaya mengingat komoditas utama yang diserang.
d. Pemisahan indukan
Selain monitoring hama, hal yang perlu kita lakukan rutin adalah pemisahan setiap sebulan sekali. Jadi setiap cacing yang telah berusia sebulan dari pertama tebar, harus kita pisah menjadi dua. Hal tersebut perlu dilakukan agar dalam satu kelompok media tidak di huni cacing dalam jumlah yang padat.
5. PANEN
Musim panen pada umunya dilakukan 4 bulan setelah tebar bibit. Berapa jumlah yang mampu di panen, jika kalkulasi tebar bibit awal 10 kg, maka dalam waktu 4 bulan mampu panen ±1 kwintal. Harga jual untuk panen pada umumnya di kisaran ±20rb - 30rb/kg (penjualan ke pengepul sentra budidaya cacing malang). Jika anda memilki pasar sendiri tentunya harga jual akan jauh lebih tinggi.
Demikian sekilas tentang budidaya cacing tanah. Semoga ulasan ini dapat membantu khususnya bagi pemula yang berkeinginan memulai budidaya cacing Lumbricus.
Jika ada hal-hal yang masih belum dipahami atau sekedar konsultasi, silahkan hubungi kami, kami siap berbagi pengalaman.
Terima kasih

  ©Template by Dicas Blogger.

TOPO